0

Oleh: Frengki Bung Kanisius Toka

Awal kisahnya tentang kejadian mungkin akan lasim bagi orang lain dimana aku merasa kalau di negara kita tercinta ini selalu menyebarkan suatu hal yang membuat orang lain bisa terpengaruh dengan keadaan saat dimana terprofokasi dengan mendengarkan pelecehan terhadap hosti atau roti pada saat melakukan ekaristi di gereja dan ini adalah yg terjadi di daerahku.

Awal mula kejadian ada seorang muslim mengikuti ibadah gereja. Dia mengikuti semua acara ekaristi di gereja. Namun uniknya dia memberanikan diri untuk melakukan penyambutan tubuh kristus. Di dalam gereja Katolik umat yg belum melakukan komuni pertama sangat dilarang keras untuk menerima tubuh Kristus.

Tubuh Kristus dirupakan dalam roti. Roti ini sangat sakral dalam agama katolik dan tidak boleh di makan oleh orang yang belum melakukan komuni pertama. Kita kembali lagi kepada seorang muslim ini. Dia sangat penasaran dengan roti berupa tubuh Kristus tersebut.

Dengan penasaran yang tinggi dia pada akhirnya memberanikan diri untuk menerimanya. Namun yang aneh di sini dia tidak memakan roti tersebut namun dia menyimpan di tangan dan lalu menggenggamnya. Ketika dia mulai duduk banyak umat memperhatikannya namun dia berusaha tenang.

Acara misa pun mulai berakhir namun ada umat yang merasa aneh dengan dia lalu melaporkan hal tersebut ke satpam. Di sini mulai muncul permasalahan. Satpam mulai memanggil orang tersebut dan menanyakan apa yg di genggam di tangannya.

Ketika dia membuka genggaman tangannya semua umat di situ kaget kalau ada roti atau hosti di tangannya. Dia mulai diinterograsi dan menanyakan asal agamanya, dia mengakui kalau agamanya adalah islam.

Semua umat heboh disini terjadinya diskrimasi yang sangat keras. Umat mulai emosi dan mulai hakim sendiri melakukan pemukulan terhadap orang islam tersebut. Saking emosinya polisi dan satpam di situ tdk bisa menahan bludaknya masyarakat ingin melihat orang tersebut.

Mulai dari situ umat Islam di daerahku mulai diintervensi dan melakukan pengusiran supaya mereka tak boleh tinggal di daerahku. Semua umat Katolik sangat gila untuk melakukan pengusiran secara masal terhadap masyarakat yang beragama Islam.

Di daerahku sendiri pada jaman itu agama merupakan hal yang sangat rohani dan tidak boleh di lecehkan. Semua agama islam di usir karena masalah pelecehan hosti atau roti tersebut. Di daerah Timor agamaku adalah mayoritas Katolik jadi kesalahan orang tersebut mereka mengartikan hal yg dilakukan tidak menghargai agama Katolik.

Kejadian membuat agama muslim terpukul dan sangat takut. Pada saat itu pemerintah pun turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Melakukan konsiliasi kepada semua pihak mulai dari seluruh agama lalu di kumpulkan dan melakukan rapat besar besaran. Membahas dan mencari jalan keluar untuk kebaikan dan kerukunan beragama.

Pada akhirnya semuanya berjalan dengan baik dan menemukan titik terang. Akhir dengan ada keputusan dalam forum tersebut menunjukan semuanya memiliki hal yg harus di hormati dan dijaga dalam beragama. Ketika dengan adanya pertemuan tersebut pemerintah dan masyarakat mulai saling menjaga solidaritas tentang agama kerukunan antaragama sangat terjaga dengan baik.

Pihak yg melakukan pelecahan meminta maaf terhadap umat katolik dan diterima baik oleh masyarakat dan para pemuka agama. Umat-umat yang di usir akhirnya pada saat itu kembali dan di terima kembali didaerah kami.

Mereka saling memaafkan satu sama lain. Dengan kejadian tersebut mengajarkan kepada masyarakat disana tentang toleransi dan solidaritas yg tinggi terhadap umat beragama. Pemuka agama turun tangan melakukan pengertian dan mengajak kepada semua agama bekerjasama menjaga keharmonisan cinta terhadap agama kita masing-masing.

Pada akhirnya sampai saat ini kejadian tersebut tidak pernah terulang lagi dan semua agama sangat menjaga toleransi saling menjaga satu dengan agama yang lainnya. Masyarakat di latih menjadi dewasa dalam berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang menghakimi tidak pernah terjadi lagi di daerahku.

Ini adalah kisah nyata yang terjadi pada saat aku SMP kelas 2.

Post a Comment

 
Top