0

Sebanyak 40 orang tiba-tiba serentak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Rabu (12/7), di Makam KH. Abdurrahman Wahid Tebuireng Jombang. Mereka yang datang dari berbagai wilayah di Pulau Jawa merupakan peserta training penggerak perdamaian dan toleransi yang diselenggarakan PGI dan GUSDURian Jombang.

"Makam Gus Dur adalah destinasi wajib bagi siapapun yang ingin mencecap semangat membangun kebhinnekaan di Indonesia," tutur Aan Anshori, kordinator panitia. Menurutnya, ancaman intoleransi yang memecah belah bangsa sudah sangat kasat mata dan membahayakan NKRI. Diperlukan upaya konkrit menyiapkan sebanyak mungkin kader penggerak untuk menangkal ekstrimitas agama yang sanggup bekerja secara organik di komunitas.

Para peserta yang hadir di makam tadi berasal dari hampir seluruh agama/keyakinan yang ada; Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Islam dan Penghayat Kepercayaan. Setiap perwakilan memanjatkan doa sesuai kepercayaannya masing-masing. Selain membawa bunga untuk ditabur, tidak sedikit dari mereka yang membawa hio ke pusara.

Setelah doa selesai dipanjatkan, para peserta selanjutnya menyanyikan lagu Padamu Negeri bersama. Peristiwa tidak lazim ini sontak menyita perhatian ratusan peziarah lain yang juga hadir. Bahkan banyak diantara mereka yang mengabadikannya.

"Gus Dur, saya kira, milik semua orang yang mencintai bangsa ini dengan seluruh keragaman yang ada di dalamnya. Kami hadir untuk belajar dari semangat Gus Dur," tutur Pdt. Penrad Siagian, perwakilan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), sebelum memimpin doa.

Setelah dari Tebuireng, rombongan ini selanjutnya melanjutkan perjalanan menuju GKJW Mojowarno dan Pura Amarta Bhuana Ngepeh Ngoro.

Post a Comment

 
Top