0

Puluhan anak muda lintas bersama-sama merayakan ulang tahun Gus Dur ke-77 di sebuah kafe di Jombang, Sabtu (5/8), malam ini. Mereka mengambil spirit perjuangan Presiden RI ke-4 ini untuk merefleksikan situasi aktual Indonesia. "Kelompok LGBTI masih mengalami berbagai diskriminasi dan kekerasan. Keberadaan kami masih dipandang sebelah mata," ujar Parjo, aktifis keragaman gender dan seksualitas, membuka refleksinya. Dia berharap masyarakat dan Negara bisa lebih terbuka lagi.

Himpitan intoleransi berbasis agama juga dirasakan Vivi, perempuan Kristen yang tengah menyelesaikan studi teologi. Dia mengaku tengah berjuang untuk mempromosikan toleransi dan keberagaman di wilayah Gudo Jombang. "Tantangannya berat. Kami sering disalahpahami masyarakat, padahal kami tidak seperti yang mereka bayangkan," tandas Vivi.

Sosok Gus Dur juga begitu menginspirasi Yulius, calon pendeta GKJW. Dia meyakini ajaran Kristen memungkinkan Tuhan merepresentasi pada sosok pilihan. "Bagi kami, selain Yesus, Gus Dur adalah medium untuk bisa memahami kehendak Tuhan," katanya. Kiprah Gus Dur dalam membela kelompok minoritas, menurut Yulius, adalah bukti nyata ia adalah logos Tuhan yang harus diteladani.

Aan Anshori, koordinator acara, menegaskan pentingnya figur panutan untuk melawan berbagai ketidakadilan di Indonesia. "Gus Dur adalah satu-satunya presiden sekaligus kiai yang berani bersikap adil dalam Kejahatan 65," tegas alumni PMII Jombang ini. Keberanian ini yang membuat Gus Dur dikenang banyak orang dari berbagai latar belakang.

Acara ini sendiri dihadiri perwakilan dari Gereja Bethani Gudo, GSPdI, GUSDURian Jombang dan Mojokerto, Gubug Sebaya, dan perwakilan GKJW.

Di akhir acara, seluruh hadirin menyanyikan Satu Nusa Satu, berdoa bersama dan menikmati tumpeng. (aan)

Post a Comment

 
Top