0

Setelah melakukan perjalanan budaya 11 hari ke Tong Tong Fair Den Haag, tim wayang potehi Gudo akhirnya tiba kembali di Jombang Jumat (16/6). 

Dalam acara syukuran sederhana di Museum Potehi Gudo, Toni Hok Lay, pimpinan rombongan, tidak bisa menyembunyikan rasa bangga bisa tampil di event bergensi tersebut. 


"Kami senang bisa menjadi salah satu wakil Indonesia menampilkan wayang potehi di sana," ujar Toni. Menurutnya tidak mudah bisa manggung di Den Haag. Tidak semua seni budaya mendapat undangan. 

Apalagi, Toni dan krunya harus bersusah payah mencari pendanaan karena tidak ada dukungan serius pemerintah. Ia merasa kesenian wayang Potehi masih dianaktirikan, tidak diperlakukan secara adil sebagaimana seni budaya lainnya.

"Semua duta Indonesia di TongTong Fair didukung penuh oleh pemerintah daerah, kecuali kami," tandasnya. Ia berharap pemerintah Jombang lebih akomodatif dalam merawat semua seni budaya yang ada. 

Toni berterima kasih apda semua pihak yang telah mendukung keberangkatan tim Potehi, termasuk dukungan dari Sumrambah, wakil bupati Jombang. 

"Iya, beliau menyumbang kami secara personal. Terima kasih," ujarnya.


Saat hadir dalam acara syukuran tersebut, ketua tim penggerak PKK, Wiwin Sumrambah, mengucapkan apresiasinya pada tim potehi Gudo. Menurutnya mereka adalah para penjaga seni budaya Jombang yang harus terus didukung. 

Komitmen tim potehi Gudo memperkenalkan wayang ini ke Belanda juga dibuktikan secara nyata. Toni memenghibahkan panggung dan semua wayang yang dibawanya ke pemerintah kota Leiden Belanda.

"Dari museum Leiden diwakili ibu Dr. Francine Brinkgeve. Dia adalah kurator khusus untuk seni budaya dari kawasan Asia Tenggara," ujar Toni. 

Ia berharap, melalui hibah tersebut, hubungan Indonesia dan Leiden Belanda semakin erat mempromosikan seni budaya, khususnya wayang potehi. 

Acara syukuran tersebut dihadiri sekitar 50 orang dari berbagai kalangan, baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat, termasuk dari PSMTI dan Perhimpunan INTI.(*/aan)

Post a Comment

 
Top